Belum ada media lokal lain (dalam hal ini Radio siaran) sebagai sarana hiburan dan Informasi kecuali RRI
Berkembang dari pemikiran tersebut para pendiri mempunyai gagasan/ide untuk mendirikan Radio siaran khusus informasi dan hiburan. Terbentur dengan perijinan yang ada pada waktu itu, melalui perjuangan yang panjang akhirnya mengudara Stasiun Radio Swasta dengan nama Radio Maritim dibawah naungan Badan Kerja Sama unsure Maritim (Baksumar) yang berlokasi dalam pelabuhan Cirebon pada tahun 1965.
Program siarannya hanya informasi tentang kedatangan kapal-kapal barang ke pelabuhan Cirebon maupun yang pergi serta hiuran untuk Anak Buah Kapal (ABK)yang bersandar. Adapun jam siarannya mulai jam 08.00-12.00 dan 16.00-20.00 wib pada frekuwensi SW.
Sejalan dengan perkembangan jaman bermunculannya radio-radio siaran swasta, pemerintah mengeluarkan ketentuan tentang perjanjian radio swasta melalui PP 5/1970. Radio swasta harus mempunyai ijin resmi dengan persyaratan diantaranya harus berbentuk PT (Badan Hukum) dan sejumlah persyaratan lainnya. Dengan adanya PP 55/1970, Baksumar mengembalikan pengelolaan Radio Maritim kepada para pendirinya dan sejak itu Radio Maritim tidak lagi dibawah naungan Baksumar.
Lepas dari Baksumar karena ketentuan perijinan, para pendiri kemudian membentuk Badan Hukum (PT) untuk memenuhi persyaratan perijin serta melengkapi dengan persyaratan lainnya, dan jadilah PT.RADIO MARITIM RASSONIA dengan surat ijin siaran No:308/IRS/S/1970 mengudara pada frekuwensi …3240 KC/s dengan lokasi Studio di Jl.Sisimangaraja 31 Cirebon.
SK Menteri Penerangan RI saat ini mengharuskan bahwa semua Radio Siaran Swasta untuk bergabung dalam wadah Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI). Radio Maritim Rassonia Cirebon bergabung dengan PRSSNI tahun 1972 dengan nomor keanggotaan 077-1/1972. Pada tahun 1980 radio Maritim pindah lokasi menempati gedung sendiri di Jl.Sudarsono 20, sebuah studio siaran yang desain sesuai dengan persyaratan yang berlaku bagi radio siaran swasta. Menyadari bahwa Radio Maritim sudah menjadi bagian dari masyarakat untuk menjaga Citranya mulailah diadakan pembenahan-pembenahan khususnya dalam 3 (hal) :
MANUSIA
BAHAN
TEKNOLOGI
MANUSIA
Manusia sebagai pelaksana, sumberdayanya harus dilatih secara benar sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Disisni managemen radio ditanamkan sehingga ada persepsi yang sama tentang Radio Maritim. Peningkatan sumberdaya manusia dilakukan melalui penataran-penataran baik program PRSSNI atau studi banding sehingga wawasan para crew bertambah
BAHAN
Bahan disini mengandung pengrtian adalah materi siaran atau isi siaran, kehadiran radio di tengah-tengah masyarakat harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat pendengar, sebab konsumen radio diantaranya adalahpendengar yang kebutuhannya adalah hiburan dan informasi. Materi siaran harus mengacu pada kebutuhan konsumen yang kita bidik.
Untuk itu program acara yang pada saat itu masih menggunakan Multi program selalu dievaluasi per 3 bulan oleh team siaran.
Pola pemasaran juga mendapat prhatian khusus untuk menjaring klien baru dan memelihara hubungan dengan klien lama.
TEKNOLOGI
Dengan kemampuan yang ada, perkembangan teknologi radio terus diikuti, penggunaan perangkat siar yang ada ditingkatkan. Agar mampu menghasilkan kualitas suara yang baik sehingga kenikmatan mendengarkan radio dirasakan pendengar.
Berkat pembenahan-pembenahan tersebut hasilnya bisa dirasakan diantaranya adalah :
Pada era tersebut persaingan media belu begitu ketat, sehingga posisi radio siaran swasta semakin berada diurutan 2 setelah media cetak. Presentasi pendapatan iklan pun radio masih diatas 20 % dari Billing Periklanan Nasional berdasarkan sumber dari P3I saat itu. Walaupun saat itu jam siaran yang dikomersilakan telah ditetapkan Departemen Penerangan hanya 25 %. Kondisi mulai berubah ketika TV swasta bermunculan, peta media periklananpun mulai bergejolak malaupun tetap disambut baik sebab Billing Periklanan secara nasional naik terus.
Posisi radio swasta mulai tergeser, presentas pendapatan iklan mulai turun. Secara umum radio terkena imbasnya termasuk radio Maritim, namun secara umum radio tetap diperlukan sebagai media mix karena radio sebagai media lokal yang mempunyai kekuatan belum ada yang bisa menandingi, karena sifat dan karakter media Radio yang begitu dekat dengan masyarakat. Mengamati perubahan tersebut dengan perencanaan yang telah dipertimbangkan oleh para Direksi, Radio Maritim Cirebon mengambil langkah-langkah :
Pindah Frekwensi dari AM ke FM
Penajaman Format Siaran
Pemilihan Format Musik
Pembenahan Pola Pemasaran
Pemahaman Visi & Misi
Pindah Lokasi Studio
Langkah-langkah tersebut mengacu pada potensi kota Cirebon bahwa perkembangan kota Cirebon yang sebagai kota perdagangan, kota tujuan wisata dan Industri akan berpengaruh pada pola kehidupan masyarakat. Perpindahan dari AM ke FM adalah wujud untuk memenuhi selera masyaraat pendengar. Perpindahan dari AM ke FM pada tahun 1990 dengan nomor ijin : 1051/RSNP/1990. Saat itu trend radio adlah AM, FM masih belum popular, namun visi kami sudah mengarah pada kondisi yang akan datang, bahwa bagaimana teknologi tidak bisa kita abaikan.
Penajaman format baik format siaran maupun music adalah langkah untuk membentuk positioning, sehingga target dan profil audience menjadi jelas. Ada moto yang harus difahami oleh programmer dalam membuat acara yaitu : “ jangan membuat apa yang kita senangi, tapi buatlah apa yang mereka inginkan”
Berdaarkan data statistik kota Cirebon, penduduk berusia 15-24 tahun cukup banyak, itu adalah potensi pasar sasaran radio Maritim dan potensi kota Cirebon yang semakin nyata menjadi kota pemasaran.
Mengapa radio Maritim mengambil pangsa tersebut, ada alasannya yaitu :
Pada masa itu belum ada radio yang menggarap kaum remaja
Kaum remaja adalah pendengar radio yang dinamis melihat populasinya, merupakan potensi pasar sasaran
Dari segi periklanan, produk-produk untuk remaja semakin banyak dan perlu media yang pas untuk sarana promosi
Kota Cirebonmerupakan kantong pemasaran yang potensial untuk daerah perbatasan dan pantura
Demikian juga dengan format musik, radio Maritim tidak menggarap musik yang telah digarap radio lain, tetapi lebih memilih musik yang digandrungi kaum remaja yaitu pop-rock-R&B dan sejenisnya yang terpilih dan terseleksi.
Dalam hal pemasaran radio Maritim lebih cenderung jemput bola yaitu pendekatan dengan klien-klien baru, membina kerjasama dengan klien-klien lama untuk saling mengisi kebutuhan informasi tentang perkembangan periklanan secara nasiona/lokal, memahami kebutuhan pemasang/pengiklan begitu juga sebaliknya. Mengundang klien-klien untuk datang ke radio Maritim untuk lebh dekat mengetahui kinerja Radio Maritim dan memahai program-programnya.
VISI : “ Menjadi radio panutan anak muda Cirebon yang berperan dalam pengembangan tingkat kecerdasan pola pikir dan kreativitas dalam membangun moral anak bangsa .”
Visi ini terkandung maksud sebuah cita-cita dalam perjalanan pada masa yang akan datang radio Maritim tidak hanya melulu menjadi media hiburan dan jasa tetapi mempunyai tanggung jawab kepada generasi yang cerdas dan bermoral.
MISI : “ (1) Menjadi gong nya anak muda Cirebon
(2) Menjadi barometer musik di Cirebon
(3) Menjadi media pilihan utama Pemasang dan Pengiklan “
Misi ini merupakan pogram jangka pendek yang harus dicapai untuk terwujudnya citra radio Maritim dihati masyarakat pendengar maupun para pemasang/pengiklan.
Perpindahan lokasi menjadi sebuah keputusan sebab lokasi Jl.Dr.Sudarsono menjadi kurang menguntungkan sebab tidak ada lagi lahan untuk mendirikan Tower FM dan pada tahun 1990 Radio Martim Rassonia FM pindah lokasi ke Jl.Kesambi Kampung.Melati 04 Cirebon sampai sekarang.
Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis, bermunculannya radio-radio lain di FM, menjadi semakin menarik bagi radio Maritim sebab dengan adanya pesaing, gairah untuk saling mempertahankan posisi masing-masing semakin seru. Untuk mengukur keberadaan radio Maritim ditengah-tengah persaingan yang cukup tajam, radio Maritim selalu melihat hasil penelitian melalui SWOT dan RISET oleh pihak lain atau dilakukan sendiri secara sederhana.
Berdasarkan survey media di kota Cirebon, bisa digambarkan bahwa presentasi Pendengar Radio menduduki posisi kedua setelah pemirsa TV. Sedangkan profil pendengar radio laki-laki lebih banyak mendengar radio dari pada wanita, umur 15-24th , merupakan pendengar tertinggi disusul umur 25-29th , 30-39th , 40-50th ,dan 50th keatas, juga dari segi status social yang beragam dari kelas A s/d kelas E.
Radio Maritim sendiri hari hasil survey pendengar radio dilakukan oleh Frank Small Asociety (Lembaga Riset dari USA) profil pendengarnya sebagai berikut :
Jenis kelamin : Pendidikan :
Pria = -51 % SD = 22 % SMP = 26 %
Wanita = 49 % SMA = 43 % PT = 09 %
Umur : Pekerjaan :
> 20th = 20 % Pelajar/Mahasiswa = 37 %
21 – 29th = 26 % Wiraswasta = 27 %
30 – 39th = 22 % Ibu Rumahtangga = 22 %
40 – 49th = 21 % Karyawam = 20 %
50th > = 15 % Lain-lain = 12 %
Status Social :
Golongan A = 28 % Golongan C = 23 % Golongan E = 15 %
Golongan B = 19 % Golongan D = 21 %
Melihat profil pendengar hasil survey tersebut ada indikasi pencapaian target Misi, kondisi ini terus di pertahankan oleh radio Maritim dengan berbagai usaha dan kiat-kiatnya. Membangun hubungan kemitraan dengan berbagai instansi, Perguruan Tinggi, seperti dengan UNPAD Bandung, STAIN. Ini dibuktikan para mahasiswa (jurusan FIKOM) yang akan mengahiri tugas belajar, Radio Maritim dijadikan bahan skripsinya.
Kehadiran Dosen-dosen UNPAD sebagi utusan Universitas keradio Maritim makin mempererat kerjasama. Belum lagi kami melayani siswa-siswa SMA untuk karya tulis tentang Radio Siaran.
Kegiatan Off Air dilakukan untuk mendukung program On Air, team work mempunyai peranan penting didalam setiap kegiatan.
Banyak tantangan yang dihadapi Radio Maritim dalam menempuh perjalanan misinya seperti munculnya pemain-pemain baru didunia radio dimana kehadirannya bukan dianggap musuh tetapi dianggap sebagai suplemen energy untuk membangkitkan gairah-kreativitas agar terus terpacu untuk bisa merebut kue periklanan yeng semakin kecil porsinya dan mempertahankan posisi serta serta terus menumbuhkan simpati pendengar.
Langkah langkah yang ditempuh radio Mritim bertujuan agar radio Maritim mampu bersaing idunia bisnis jasa penyiaran dan berkembang, ditengah persaingan yang semakin ketat.
Banyak hal yang mempengaruhi dalam mempertahankan eksistensi radio Maritim, diantaranya kondisi mikro, diperlukan dana yang tidak kecil untuk membiayai Manusianya-Programnya dan Teknologinya serta factor kejenuhan.
Sedangkan secara makro, Kondisi perekonomian, Keamanan sangat mempengaruhi daya beli masyarakat.
namun dibalik itu semuanya, radio Maritim tetap optimis, masih ada peluang-peluang yang menjadi kekuatan kalau kita memahami bisnis Radio Siaran yang unik
Prediksi-prediksi yang tergambar dalam Visi Radio Maritim adalah harapan baru yang mesti kita siap menyongsongnya seperti :
Pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin baik, akibat stabilitas negara semakin baik
Kedekatan Radio sebagai media lokal dengan masyarakat akan tetap diperlukan oleh pemasang/pengiklan karena karakteristiknya belum bisa ditandingi media lokal lain
Kultur masyarakat budayanya dengan masih mempunyai pengaruh kuat dimasyarakat
Semua itu merupakan indicator-indikator bahwa radio siaran dimasa mendatang akan menjadi media yang mempunyai kekuatan tersendiri.
Didalam kondisi-kondisis tertentu yang mempengaruhi kehidupan radio secara umum, radio Maritim berupaya untuk terus berbuat walaupun sekecil apapun, dari pada diam jadi penonton dan mengeluh.